Inilah Fakta Bahwa Cina Telah Mengalahkan Jepang Sebagai Eksportir Mobil Terbesar
|Berita Otomotif- Jepang telah lama menjadi negara eksportir kendaraan otomotif terbesar di dunia. Hal ini juga dimungkinkan karena kekalahan Jepang pada perang dunia ke dua yang memaksa Jepang harus melepaskan aktivitas militernya dan berfokus pada ekonomi semata.
Dengan situasi tersebut, Jepang yang tidak perlu khawatir akan keamanan nya yang digaransi oleh sekutu, dapat berfokus penuh pada penemuan-penemuan yang pada akhirnya membawa keberuntungan dan kesejahteraan pada ekonomi Jepang.
Beberapa negara di Asia baru mulai menyusul puluhan tahun berikutnya. Salah satunya adalah Cina. Baru-baru ini China secara resmi berhasil menjadi eksportir mobil terbanyak di dunia mengalahkan Jepang pada 2023.
Cina Salip Jepang Sebagai Eksportir Mobil
Untuk sebagai catatan dari organisasi perdagangan Jepang yang dirilis pada Rabu (31/1/2024), total ekspor kendaraan yang dilakukan negara tersebut mencapai 4,91 juta unit, naik 58 persen dari tahun sebelumnya. Sementara Jepang sendiri, angka ekspornya berhenti di 4,42 juta unit.
Cina membuat rekor yang sudah dipertahankan sejak kali pertama disalip oleh Jerman pada 2016, terpecahkan. Salah satu tonggak utama dominasi China ini, berkat pertumbuhan penjualan kendaraan listrik yang sangat laju sejak beberapa tahun belakangan.
Sebut saja mobil listrik BYD, yang berhasil melampaui raksasa mobil listrik asal Amerika Selatan (AS) Tesla untuk menjadi mobil listrik terlaris di dunia pada periode sama. Angka tersebut mewakili pertama kalinya dalam tujuh tahun Jepang kehilangan mahkotanya, menurut data yang sebanding.
Jepang terakhir kali disingkirkan pada tahun 2016 oleh Jerman. Kesuksesan BYD sendiri disebabkan oleh harga yang lebih terjangkau dibandingkan produk kendaraan listrik dari Tesla maupun Volkswagen (VW). Di mana, rata-rata harganya 20-40 persen di bawah pasar.
Kendati demikian, capaian ini membuat China mendapatkan tantangan baru di sektor otomotif karena para produsen kendaraan baik dari Jepang maupun Eropa bakal menyorotinya. Apalagi saat ini tren penjualan kendaraan listrik di Eropa sedang melandai.
Mempertahankan posisi teratas dapat menjadi tantangan bagi China karena penjualan kendaraan listrik global telah menunjukkan tanda-tanda melambat akhir-akhir ini karena tingginya harga dan kurangnya stasiun pengisian daya.